Senin, 11 Oktober 2010
Sabtu, 29 Mei 2010
USAHA-USAHA INOVASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
1) PENGERTIAN INOVASI
Inovasi adalah gagasan,perbuatan atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu dan padasuatu jangka tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sesuatu yang baru, mungkin sudah lama dikenal pada konteks social tetapi belum dilakukan perubahan. Dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan,tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi.
Umpama, kita semua telah mengenal muatan lokal dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Kedua ide ini adalah inovasi, jika gagasan ini belum pernah dilakukan di sekolah. Karena kedua ide tersebut dianggap sebagai gagasan baru untuk menjawab harapan dan tantangan.
2) HAL- HAL YANG MENYEBABKAN PERLU ADANYA INOVASI
a. Masalah Relevasi
Relevasi berarti kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan kehidupan dan harapan masyarakat. Relevasi dapat di capai jika lulusan sekolah bermanfaat bagi kehidupan nyata di masyarakat, yaitu lulusan yang fungsional.
Masalah relevasi dapat dilihat dari tiga segi yaitu relevan dengan lingkungan hidup peserta didik, perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang, dan tuntutan dunia pekerjaan.
Dalam menentukan materi perlu dipertimbangkan kesesuaiannya dengan keadaan nyata dan sekitar. Misalkan, materi muatan lokal merupakan salah satu cara dari bagi peningkatan relevan pendidikan dengan keadaan lingkungan. Materi ini dapat menghindarkan keterasingan peserta didik dengan lingkungan alam, social dan budaya serta kebutuhan daerah. Untuk itu perlu muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum dengan memanfaatkan sumber yang tersedia di alam dan lingkungan hidup murid itu sendiri.
Dari uraian diatas terlihat bahwa relevasi perlu mendapat perhatian sekolah. Dan perlu dicari sesuatu yang inovatif agar kurikulum dapat membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang serasi dengan linngkungan alam dan social budaya masing-masing murid tanpa mengabaikan pengenalan lingkungan lain melalui kurikulum yang berlaku secara nasional.
b. Masalah Mutu
Sekolah dituding sebagai penghasil lulusan yang bermutu rendah. Keluhan masyarakat tersebut harus ditanggapi secara positif, karena masyarakat adalah pemakai lulusan pendidikan sekolah. Terlepas dari benar atau tidaknya tudingan tersebut, sekolah perlu mencari jalan perbaikan mutu pendidikan. Tepat sekali GBHN 1983 yang mengamanatkan agar mutu pendidikan di semua tingkat , jenjang dan jenis ditingkatkan. Oleh karena itu berbagai jalan ditempuh untuk meningkatkan mutu lulusan sekolah. Tanpa melakukan inovasi, yaitu tetap melakukan kurikulum seperti yang selama ini, maka akan sukar untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Inovasi yang perlu dilakukan untuk peningkatan mutu lulusan, selain peningkatan prestasi belajar peserta didik adalah dengan membekali lulusan agar ia dapat meneruskan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dan bagi yang tidak meneruskan ,hendaknya mampu terjun ke dunia kerja.
c. Masalah Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal tetapi dengan tenaga dan biaya yang seminimal mungkin. Ini berarti bahwa jika hasil yang di peroleh lebih kecil dari usaha yang yang telah dikeluarkan, maka kegiatan tersebut dikatakan tidak efisien. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh lebih besar dari usaha yang telah dikeluarkan , maka usaha tersebut efisien.
Oleh karena pendidikan tidak mudah dihiung,maka dalam dunia pendidikan sering sekali sangat sukar untuk menentukan efisiensi pelaksanan pengajaran. Tetapi karena sekolah selali dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, tenaga, dan waktu dalam pengembangan kurikulum dan pengajaran, masalah efisiensi, baik efisiensi dlam waktu, tenaga guru dan sarana belajar perlu di perhatikan.
Diharapkan dengan peningkatan efisiensi waktu, tenaga dan fasilitas belajar dapat dicapai efisiensi pembiayaan pendidikan dan pemakaian tenaga guru dan fasilitas belajar.
d. Masalah Efektivitas
Efektifitas menyangkut jawaban atas pertanyaan :” sejauh mana sesuatu yang telah direncanakan dapat tercapai ”. Dalam kurikulum, efektivitas berkaitan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan pengajaran dengan pencapaian tujuan, baik dalam usaha pencapaian semua tujuan instruksional, maupan dalam usaha pencapaian semua tujuan ekstrakurikuler dan tujuan instruksional.
Seperti telah disinggung , bahwa untuk mencapai suatu tujuan instruksional, disusun berbagai macam kegiatan belajar . misalkan, telah diprogramkan 5 jenis kegiatan belajar agar peserta didik dapat menuliskan pengalamannya atau perasaannya dalam 4-5 kalimat pendek yang satu sama lain saling terkait untuk membentuk suatu paragraf. Upaya yang harus dicari untuk mengetahui, apakah tujuan instruksional itu telah dicapai oleh semua peserta didik dalam suatu kelas. Andaikan sasaran itu telah dicapai maka pelaksanan pelajaran melalui kelima kegiatan belajar itu dipandang sudah efektif. Sebaliknya jika belum maka kegiatan belajar tersebut belum efektif.
Dapat disimpulkan bahwa masalah efektivitas merupakan masalah penting dalam pengembangan kurikulum dan pengajaran, karena tanpa efektivitas , kita tidak dapat mengetahui aspek apa saja yang perlu direvisi dan aspek mana saja yang perlu di pertahankan.
e. Masalah Struktur Pendidikan Guru
Guru memegang penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Selain sebagai perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum dan pengajaran. Guru adalah pembimbing, dinamisator, motivator, fasilisator,dan arsitek proses belajar- mengajar. Karena begitu peningnya peranan guru dalam pembelajaran murid, maka guru disiapkan dengan matang agar dia mampu berbuat serba profesi dalam pelaksanaan kurikulum.
Bertolak pada keadaan diatas, peranan lembaga pendidikan guru yang mempersiapkan calon guru yang professional terasa amat penting. Guru sekolah yang dihasilkan haruslah yang cakap, terampil, dinamis , terbuka terhadap inovasi dan kreatif dalam mencari metode baru yang diperlukan untuk meningkatkan mutu lulusan.
Oleh karena itu, perlu diadakan usaha untuk melakukan pembaharuan struktur pendidikan guru.
3) MACAM –MACAM INOVASI SEKOLAH DASAR
a. Struktur Materi
- hubungan vertical dan horizontal
- Kriteria Struktur Materi
b. Pendekatan Belajar Mengajar
Kita tidak akan berhasil membelajarkan murid jika tanpa merubah pendekatan Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (DDCH). Untuk mengubah cara tradisional tersebut, ada beberapa inovasi dalam pendekatan belajar mengajar, antara lain:
- Pengalaman belajar.
- Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
- Keterampilan proses.
c. Inovasi dalm organisasi/ menejemen kelas
Beberapa bentuk organisasi kelas yang memungkinkan murid belajar secara maksimal, yakni:
- Belajar mandiri.
- Diiskusi dan bertanya.
- Bermain peranan, atau simulasi, dan bermain.
d. Inovasi Dalam Sistem Penilaian Hasil Belajar
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui seberapa jauh murid telah mencapai tujuan yang ingin dicapai pada suatu waktu tertentu. Ada beberapa cara penilaian hasil belajar siswa, yakni:
- Penilaian Prestasi Belajar Siswa
- Tes non Kertas dan Pensil
- Tes dalam Kondisi Wajar
- Tes Buku Terbuka dan Bawa Pulang
Inovasi adalah gagasan,perbuatan atau sesuatu yang baru dalam konteks social tertentu dan padasuatu jangka tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sesuatu yang baru, mungkin sudah lama dikenal pada konteks social tetapi belum dilakukan perubahan. Dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah perubahan,tetapi tidak semua perubahan merupakan inovasi.
Umpama, kita semua telah mengenal muatan lokal dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Kedua ide ini adalah inovasi, jika gagasan ini belum pernah dilakukan di sekolah. Karena kedua ide tersebut dianggap sebagai gagasan baru untuk menjawab harapan dan tantangan.
2) HAL- HAL YANG MENYEBABKAN PERLU ADANYA INOVASI
a. Masalah Relevasi
Relevasi berarti kesesuaian antara pendidikan dengan tuntutan kehidupan dan harapan masyarakat. Relevasi dapat di capai jika lulusan sekolah bermanfaat bagi kehidupan nyata di masyarakat, yaitu lulusan yang fungsional.
Masalah relevasi dapat dilihat dari tiga segi yaitu relevan dengan lingkungan hidup peserta didik, perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang, dan tuntutan dunia pekerjaan.
Dalam menentukan materi perlu dipertimbangkan kesesuaiannya dengan keadaan nyata dan sekitar. Misalkan, materi muatan lokal merupakan salah satu cara dari bagi peningkatan relevan pendidikan dengan keadaan lingkungan. Materi ini dapat menghindarkan keterasingan peserta didik dengan lingkungan alam, social dan budaya serta kebutuhan daerah. Untuk itu perlu muatan lokal dimasukkan dalam kurikulum dengan memanfaatkan sumber yang tersedia di alam dan lingkungan hidup murid itu sendiri.
Dari uraian diatas terlihat bahwa relevasi perlu mendapat perhatian sekolah. Dan perlu dicari sesuatu yang inovatif agar kurikulum dapat membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang serasi dengan linngkungan alam dan social budaya masing-masing murid tanpa mengabaikan pengenalan lingkungan lain melalui kurikulum yang berlaku secara nasional.
b. Masalah Mutu
Sekolah dituding sebagai penghasil lulusan yang bermutu rendah. Keluhan masyarakat tersebut harus ditanggapi secara positif, karena masyarakat adalah pemakai lulusan pendidikan sekolah. Terlepas dari benar atau tidaknya tudingan tersebut, sekolah perlu mencari jalan perbaikan mutu pendidikan. Tepat sekali GBHN 1983 yang mengamanatkan agar mutu pendidikan di semua tingkat , jenjang dan jenis ditingkatkan. Oleh karena itu berbagai jalan ditempuh untuk meningkatkan mutu lulusan sekolah. Tanpa melakukan inovasi, yaitu tetap melakukan kurikulum seperti yang selama ini, maka akan sukar untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Inovasi yang perlu dilakukan untuk peningkatan mutu lulusan, selain peningkatan prestasi belajar peserta didik adalah dengan membekali lulusan agar ia dapat meneruskan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Dan bagi yang tidak meneruskan ,hendaknya mampu terjun ke dunia kerja.
c. Masalah Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal tetapi dengan tenaga dan biaya yang seminimal mungkin. Ini berarti bahwa jika hasil yang di peroleh lebih kecil dari usaha yang yang telah dikeluarkan, maka kegiatan tersebut dikatakan tidak efisien. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh lebih besar dari usaha yang telah dikeluarkan , maka usaha tersebut efisien.
Oleh karena pendidikan tidak mudah dihiung,maka dalam dunia pendidikan sering sekali sangat sukar untuk menentukan efisiensi pelaksanan pengajaran. Tetapi karena sekolah selali dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, tenaga, dan waktu dalam pengembangan kurikulum dan pengajaran, masalah efisiensi, baik efisiensi dlam waktu, tenaga guru dan sarana belajar perlu di perhatikan.
Diharapkan dengan peningkatan efisiensi waktu, tenaga dan fasilitas belajar dapat dicapai efisiensi pembiayaan pendidikan dan pemakaian tenaga guru dan fasilitas belajar.
d. Masalah Efektivitas
Efektifitas menyangkut jawaban atas pertanyaan :” sejauh mana sesuatu yang telah direncanakan dapat tercapai ”. Dalam kurikulum, efektivitas berkaitan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan pengajaran dengan pencapaian tujuan, baik dalam usaha pencapaian semua tujuan instruksional, maupan dalam usaha pencapaian semua tujuan ekstrakurikuler dan tujuan instruksional.
Seperti telah disinggung , bahwa untuk mencapai suatu tujuan instruksional, disusun berbagai macam kegiatan belajar . misalkan, telah diprogramkan 5 jenis kegiatan belajar agar peserta didik dapat menuliskan pengalamannya atau perasaannya dalam 4-5 kalimat pendek yang satu sama lain saling terkait untuk membentuk suatu paragraf. Upaya yang harus dicari untuk mengetahui, apakah tujuan instruksional itu telah dicapai oleh semua peserta didik dalam suatu kelas. Andaikan sasaran itu telah dicapai maka pelaksanan pelajaran melalui kelima kegiatan belajar itu dipandang sudah efektif. Sebaliknya jika belum maka kegiatan belajar tersebut belum efektif.
Dapat disimpulkan bahwa masalah efektivitas merupakan masalah penting dalam pengembangan kurikulum dan pengajaran, karena tanpa efektivitas , kita tidak dapat mengetahui aspek apa saja yang perlu direvisi dan aspek mana saja yang perlu di pertahankan.
e. Masalah Struktur Pendidikan Guru
Guru memegang penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Selain sebagai perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum dan pengajaran. Guru adalah pembimbing, dinamisator, motivator, fasilisator,dan arsitek proses belajar- mengajar. Karena begitu peningnya peranan guru dalam pembelajaran murid, maka guru disiapkan dengan matang agar dia mampu berbuat serba profesi dalam pelaksanaan kurikulum.
Bertolak pada keadaan diatas, peranan lembaga pendidikan guru yang mempersiapkan calon guru yang professional terasa amat penting. Guru sekolah yang dihasilkan haruslah yang cakap, terampil, dinamis , terbuka terhadap inovasi dan kreatif dalam mencari metode baru yang diperlukan untuk meningkatkan mutu lulusan.
Oleh karena itu, perlu diadakan usaha untuk melakukan pembaharuan struktur pendidikan guru.
3) MACAM –MACAM INOVASI SEKOLAH DASAR
a. Struktur Materi
- hubungan vertical dan horizontal
- Kriteria Struktur Materi
b. Pendekatan Belajar Mengajar
Kita tidak akan berhasil membelajarkan murid jika tanpa merubah pendekatan Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (DDCH). Untuk mengubah cara tradisional tersebut, ada beberapa inovasi dalam pendekatan belajar mengajar, antara lain:
- Pengalaman belajar.
- Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
- Keterampilan proses.
c. Inovasi dalm organisasi/ menejemen kelas
Beberapa bentuk organisasi kelas yang memungkinkan murid belajar secara maksimal, yakni:
- Belajar mandiri.
- Diiskusi dan bertanya.
- Bermain peranan, atau simulasi, dan bermain.
d. Inovasi Dalam Sistem Penilaian Hasil Belajar
Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui seberapa jauh murid telah mencapai tujuan yang ingin dicapai pada suatu waktu tertentu. Ada beberapa cara penilaian hasil belajar siswa, yakni:
- Penilaian Prestasi Belajar Siswa
- Tes non Kertas dan Pensil
- Tes dalam Kondisi Wajar
- Tes Buku Terbuka dan Bawa Pulang
Langganan:
Postingan (Atom)